Beranda | Artikel
Hikmah Bacaan Shalat Yang Variatif
Kamis, 23 April 2015

Dalam gerakan-gerakan shalat, kita mengenal bacaan yang berbeda-beda. Terdapat beberapa riwayat yang sama-sama shahih, masing-masing menerangkan doa yang berbeda untuk satu gerakan shalat. Sebagai contoh doa dalam sujud, ada beberapa riwayat yang menerangkan bacaan-bacaan yang berbeda ketika sujud.

Dalam riwayat muslim; hadis Abu Hudzaifah radhiyallahu’anhu diterangkan bacaan sujud adalah,

سُبْحَانَ رَبِّـيَ الْأَعْلَى

/Subhaana Robbiyal A’la/ 3x
Maha suci Allah, Rabb yang Maha tinggi

Kemudian dalam riwayat lainnya; hadis Abu Hurairah radhiyallahu’anhu diterangkan doa yang berbeda;

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ

/Allahummagh fir Lii Dzanbii Kullah, Diqqohu wa Jillah, wa Awwalahu wa Aakhiroh, wa ‘Alaaniyatahu wa sirroh/
Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku, yang sekecil-kecilnya dan yang sebesar-besarnya, yang pertama dan yang terakhir,  yang terang-terangan dan yang tersembunyi

Dan masih ada riwayat-riwayat lain yang menerangkan doa sujud. Ini hanya sebagai misal saja.

Lalu apa gerangan hikmah dari bacaan-bacaan  yang berbeda-beda ini?

Dalam Shifatus Sholah (hal. 172), Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan, bahwa hikmahnya adalah agar seorang saat menjalankan shalat, selalu berada dalam konsentrasi dan upaya mencapai kekhusyukan. Sehingga bacaan-bacaan dalam shalat itu tidak hanya sebatas kebiasaan. Seorang bila bacaan sujudnya itu itu saja, maka tidak menutup kemungkinan dia akan jatuh dalam keadaan dimana membaca doa tersebut hanya sebatas kebiasaan, tanpa lagi tersadar untuk menghayati maknanya.

Berbeda halnya, bila terkadang Anda membaca doa lain; yang juga diajarkan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam dalam sholatnya. Maka saat itu Anda akan merasakan adanya usaha untuk menghayati makna yang terkandung dalam doa dan berusaha untuk menghadirkan konsentrasi. Sehingga Anda akan terbantu untuk mencapai kyusu’ dalam sholat.

Barangkali ini bagian dari jawaban keluhan sebagian orang, mengenai sulitnya mencapai khusyuk dalam sholat. Bisa jadi dikarenakan bacaan doa yang tidak dinamis; hanya itu-itu saja. Sehingga yang ia rasakan dari doanya sebatas kebiasaan, kurang tersentuh makna dan kandungannya. Hati dan pikiran tidak ada usaha untuk menghayati dan konsentrasi.

Disamping itu, orang yang berusaha mengamalkan (semampunya) seluruh doa yang diajarkan Nabi dalam setiap gerakan sholat, orang seperti ini lebih sempurna dalam hal mengikuti sunnah Nabi shallallahu’alaihi wasallam, ketimbang mereka yang hanya membaca satu jenis doa saja. Karena mengingat Nabi dahulu membacanya berbeda-beda.

Hikmah lainnya, Allahu a’lam; yang juga dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘ Utsaimin, karena obyek yang dituju dalam perintah ibadah kepada Allah adalah, manusia (mencakup di dalamnya jin). Dan sudah suatu hal yang maklum bahwa tabi’at manusia mudah merasakan bosan dengan kebiasaan yang tidak dinamis.

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Bukankah Allah (Yang telah menciptakan) mengetahui semua tentang ciptaanNya?! Allah mengetahui semua hal sampai selembut-lembutnya dan Maha luas ilmuNya” (QS. Al Mulk: 14).

Oleh karenanya, Allah ‘azzawajalla melalui RasulNya yang mulia; mengajarkan kepada hambaNya ibadah dalam berbagai macam variasi ibadah. Sebagai bentuk rahmad dan kasih sayang Allah kepada para hambaNya.

Allahua’lam bis showab..

**
Referensi : Shifatus Sholah, karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘ Utsaimin rahimahullah. Terbitan: Muassasah Syaikh Ibnu Utsaimin, cetakan kedua,  1434 H.

____
Madinah An-Nabawiyyah, KSA. 27 Jumadal Akhir 1436 H.

Oleh: Ahmad Anshori
Artikel : Muslim.Or.Id

🔍 Arti Tauhid Menurut Islam, Hadis Tentang Shalat, Tujuan Poligami Dalam Islam, Bermusuhan, Sikap Yang Tepat Terhadap Ayat Al Quran Adalah


Artikel asli: https://muslim.or.id/25364-hikmah-bacaan-shalat-yang-variatif.html